Jumat, 30 September 2011

Kajian Ekologi Tumbuhan Obat Langka di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


Penelitian ini termasuk dalam bidang sinekologi karena ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Secara geografis, kawasan TNBTS terletak antara 7 54’ – 8013’ LS dan 112051’ – 113004’ BT yang dibagi menjadi 5 zonasi yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan intensif, zona
pemanfaatan tradisional dan zona rehabilitasi.Dilihat dari ekosistemnya, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem sub-montana,montana dan sub-alpine, dengan rentang ketinggian antara 750 – 3676 m di atas permukaan laut. Rentang ketinggian yang begitu lebar ini memungkinkan kawasan konservasi tersebut memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi dengan karakter vegetasi yang khas
dataran tinggi basah seperti edelweiss (Anaphalis javanica), cemara gunung (Casuarina junghuhniana.) dan adas (Foeniculum vulgare). Demikian halnya dengan beberapa jenis tumbuhan obat langka yang masih dapat ditemukan di kawasan ini seperti sintok (Cinnamomum sintoc), purwaceng (Pimpinella pruatjan), pronojiwo (Euchresta
horsfieldii)  dan pulosari (Alyxia reinwardtii).
dalam penelitian ini Ditemukan 13 jenis tumbuhan obat dalam plot sampling, tiga jenis diantaranya termasuk kategori tumbuhan obat langka yaitu pronojiwo (Euchresta horsfieldii),  pulosari (Alyxia reinwardtii)  dan sintok (Cinnamomum sintoc). Satu  jenis tumbuhan obat langka  lainnya yaitu purwoceng (Pimpinella pruatjan) ditemukan di perkebunan penduduk.  Indeks kesamaan (IS) jenistertinggi dengan nilai 73,68% diperoleh antara blok Watu Gupit dan Ledok Malang yaitu lokasi ditemukanya jenis sintok, sedangkan indeks terendah dengan nilai13.79% diperoleh antara blok Lemah Abang (lokasi ditemukannya pronojiwo) dan Krepelan (lokasi ditemukannya pulosari). Ketiga jenis tumbuhan obat langka tersebut memiliki pola distribusi mengelompok. Tidak terjadi asosiasi antara jenis-jenis tumbuhan obat langka. Berdasarkan kelas kualitas, dapat dikatakan bahwa lokasi survei termasuk ke dalam kawasan hutan dengan kelas 2 (kurang) dari segi keragaman tumbuhan obatnya (H=1,103) dan kelas 5 (baik) dari segi kemerataannya (e=0,99). 

jadi penelitian ini tergolong sinekologi karena mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar