Jumat, 30 September 2011

perbedaan sinekologi dan autekologi

Sinekologi (EkologiKomunitas)
Sinekologi yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari strktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka marga satwa, atau di taman Nasional, dan lain sebagainya.
Sinekologi mempelajari kelompok individu sebagai suatu komunitas. Pengaruh lingkungan terhadap komposisi dan struktur vegetasi Morfologi, Anatomi, Histologi, Fisiologi, Genetika.

AUTEKOLOGI
Autekologi Bagian dari ekologi tumbuhan yang mengkaji masalah adaptasi dan tingkah laku spesies atau populasi dalam kaitannya dengan lingkungannya. Sub divisi dari autekolgi meliputi demekologi (spesiasi), ekologi populasi dan demografi (pengaturan ukuran populasi), ekologi fisiologi atau ekofisiologi, dan genekologi (genetika). Bagaimana sifat fenologi, fisiologi, morfologi dan tingkah laku atau genetik dari suatu spesies yang sukses terus pada suatu habitat. Mereka mencoba menggambarkan bagaimana pengaruh lingkungan pada tingkat populasi, Organismik dan sub organismik.
 Autekologi dapat bergerak kedalam spesialisasi lain di luar ekologi, seperti fisiolog).
Autekologi mencoba untuk menjelaskan mengapa suatu spesies dapat terdistribusi, genetika, evolusi, dan biosistemtik. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya.Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesiesorganisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsiapalembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
Autekologi, ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi dengan lingkunganya. Biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain.
Autekologi, falsafah yang mendasarinya adalah dengan memandang sebagai ukuran yang menggambarkan kondisi lingkungan sekitarnya. Clements menyatakan bahwa setiap tumbuhan adalah alat pengukur bagi keadaan lingkungan hidup tempat ia tumbuh. Dalam hal ini paling sedikit yang dimaksud dengan alam lingkunganya adalah iklim dan tanah. Dari kajian ini lahir bidang kajian yang menilai bahwa tumbuhan adalah sebagai indikator alam atau indikator lingkungan hidup. Bidang kajian ini dikenal dengan ekologi fisiologi.
Dari segi autekologi, maka di hutan bisa dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis binatang liar atau marga satwa. Bahkan dalam autekologi dapat dipelajari pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis pohon. Dari segi sinekologi, dapat dipelajari berbagai kelompok jenis tumbuhan sebagai suatu komunitas, misalnya mempelajari pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan struktur vegetasi, atau terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem hutan itu bisa juga dipelajari pengaruh berbagai faktor ekologi terhadap kondisi populasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi binatang liar yang ada di dalamnya. Akan tetapi pada prinsipnya dalam ekologi hutan, kajian dari kedua segi (autekologi dan sinekologi) itu sangat penting karena pengetahuan tentang hutan secara keseluruhan mencakup pengetahuan semua komponen pembentuk hutan, sehingga kajian ini diperlukan dalam pengelolaan sumber daya hutan.

Kajian Ekologi Tumbuhan Obat Langka di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


Penelitian ini termasuk dalam bidang sinekologi karena ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Secara geografis, kawasan TNBTS terletak antara 7 54’ – 8013’ LS dan 112051’ – 113004’ BT yang dibagi menjadi 5 zonasi yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan intensif, zona
pemanfaatan tradisional dan zona rehabilitasi.Dilihat dari ekosistemnya, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem sub-montana,montana dan sub-alpine, dengan rentang ketinggian antara 750 – 3676 m di atas permukaan laut. Rentang ketinggian yang begitu lebar ini memungkinkan kawasan konservasi tersebut memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi dengan karakter vegetasi yang khas
dataran tinggi basah seperti edelweiss (Anaphalis javanica), cemara gunung (Casuarina junghuhniana.) dan adas (Foeniculum vulgare). Demikian halnya dengan beberapa jenis tumbuhan obat langka yang masih dapat ditemukan di kawasan ini seperti sintok (Cinnamomum sintoc), purwaceng (Pimpinella pruatjan), pronojiwo (Euchresta
horsfieldii)  dan pulosari (Alyxia reinwardtii).
dalam penelitian ini Ditemukan 13 jenis tumbuhan obat dalam plot sampling, tiga jenis diantaranya termasuk kategori tumbuhan obat langka yaitu pronojiwo (Euchresta horsfieldii),  pulosari (Alyxia reinwardtii)  dan sintok (Cinnamomum sintoc). Satu  jenis tumbuhan obat langka  lainnya yaitu purwoceng (Pimpinella pruatjan) ditemukan di perkebunan penduduk.  Indeks kesamaan (IS) jenistertinggi dengan nilai 73,68% diperoleh antara blok Watu Gupit dan Ledok Malang yaitu lokasi ditemukanya jenis sintok, sedangkan indeks terendah dengan nilai13.79% diperoleh antara blok Lemah Abang (lokasi ditemukannya pronojiwo) dan Krepelan (lokasi ditemukannya pulosari). Ketiga jenis tumbuhan obat langka tersebut memiliki pola distribusi mengelompok. Tidak terjadi asosiasi antara jenis-jenis tumbuhan obat langka. Berdasarkan kelas kualitas, dapat dikatakan bahwa lokasi survei termasuk ke dalam kawasan hutan dengan kelas 2 (kurang) dari segi keragaman tumbuhan obatnya (H=1,103) dan kelas 5 (baik) dari segi kemerataannya (e=0,99). 

jadi penelitian ini tergolong sinekologi karena mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu.